Cibubur Masuk Wilayah Mana? Intip Informasinya, Yuk!
Cibubur adalah salah satu kawasan yang cukup dikenal masyarakat Jabodetabek karena memiliki akses yang strategis dan beragam fasilitas. Namun, masih banyak yang bertanya-tanya, “Sebenarnya, Cibubur masuk wilayah mana, sih?” Nah, biar nggak bingung lagi, yuk kita bahas secara lengkap di bawah ini!
Cibubur: Kawasan Strategis di Perbatasan
Cibubur merupakan kawasan yang berada di wilayah timur Jakarta dan menjadi salah satu titik pertemuan antara https://antadeldorado.com/ beberapa wilayah administratif. Secara geografis, sebagian besar kawasan Cibubur masuk ke dalam wilayah Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Namun, karena posisinya yang berada di dekat perbatasan, Cibubur juga kerap dikaitkan dengan beberapa wilayah lain seperti:
-
Bekasi (Jawa Barat), khususnya di area sekitar Jatisampurna dan sekitarnya
-
Depok (Jawa Barat), terutama di sisi timur seperti Cimanggis
-
Bogor, khususnya di area Cileungsi dan sekitarnya
Hal ini membuat istilah “Cibubur” sering digunakan secara luas untuk menyebut kawasan yang sebenarnya sudah berada di luar batas administratif Jakarta Timur, terutama di sekitar Jalan Alternatif Cibubur dan Transyogi.
Akses dan Fasilitas yang Menunjang
Cibubur dikenal sebagai kawasan hunian favorit karena memiliki akses jalan tol seperti Tol Jagorawi, dan kini dilengkapi dengan proyek LRT Jabodebek yang akan mempermudah mobilitas masyarakat. Tak hanya itu, Cibubur juga memiliki fasilitas lengkap seperti pusat perbelanjaan (Cibubur Junction, Trans Studio Mall Cibubur), tempat wisata (Buperta, Taman Bunga Wiladatika), sekolah, dan rumah sakit.
Kawasan Potensial untuk Hunian
Karena letaknya yang berada di antara Jakarta, Bekasi, dan Depok, Cibubur menjadi kawasan yang potensial untuk tempat tinggal maupun investasi properti. Banyak pengembang perumahan yang melihat Cibubur sebagai area strategis dengan harga yang masih relatif kompetitif dibanding wilayah lain di Jakarta.
Jadi, secara administratif, Cibubur masuk wilayah Jakarta Timur, tepatnya di Kecamatan Ciracas. Namun karena letaknya di perbatasan, istilah “Cibubur” juga sering merujuk pada area di Bekasi, Depok, hingga Bogor yang saling terhubung. Kawasan ini menjadi daya tarik tersendiri karena aksesnya mudah, fasilitasnya lengkap, dan lingkungannya nyaman.
Baca Juga: Fakta Unik Kota Pontianak, Khatulistiwa Hingga Seribu Parit
Fakta Unik Kota Pontianak, Khatulistiwa Hingga Seribu Parit
Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, dikenal sebagai salah satu kota slot server jepang yang penuh dengan pesona unik dan keistimewaan. Kota ini tidak hanya dikenal karena letaknya yang berada tepat di garis khatulistiwa, tetapi juga memiliki sejarah dan budaya yang kaya, serta karakteristik geografis yang khas, seperti julukan “Kota Seribu Parit”.
Kota Khatulistiwa yang Eksotis
Salah satu fakta paling terkenal tentang Pontianak adalah posisinya yang tepat berada di garis khatulistiwa. Ini membuat Pontianak menjadi satu-satunya kota besar di Indonesia yang dilewati garis imajiner pembagi bumi menjadi dua belahan, utara dan selatan. Titik nol derajat ini menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Setiap tahunnya, di sekitar tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September, terjadi fenomena unik yang disebut “Equinox” di Pontianak. Pada saat ini, bayangan benda-benda tegak seperti tiang atau pohon akan hilang tepat pada tengah hari, karena matahari berada tepat di atas kepala. Fenomena ini kerap dijadikan momen wisata edukasi dan festival budaya yang menarik.
Seribu Parit, Ciri Khas Geografis Kota
Julukan “Kota Seribu Parit” diberikan kepada Pontianak karena jaringan parit yang membelah hampir seluruh wilayah kota. Parit-parit ini memiliki peranan penting sejak dahulu sebagai sarana transportasi, pengendali banjir, serta sistem drainase yang efektif mengingat kondisi Pontianak yang sebagian besar datar dan rawan banjir.
Parit-parit tersebut juga menjadi saksi sejarah perkembangan kota yang dulunya merupakan wilayah rawa dan hutan bakau. Kini, sejumlah parit masih dipertahankan dan dimanfaatkan sebagai jalur perahu wisata yang menarik, menawarkan pengalaman berbeda untuk menjelajahi kota dari sisi air.
Keragaman Budaya dan Sejarah
Pontianak juga dikenal kaya akan budaya dan sejarah. Kota ini didirikan pada tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang juga menjadi leluhur Kesultanan Pontianak. Pengaruh budaya Melayu, Tionghoa, Dayak, dan Bugis menjadi perpaduan unik yang terlihat dalam tradisi, bahasa, dan kuliner.
Kota ini memiliki banyak bangunan bersejarah seperti Istana Kadriah, Masjid Raya Mujahidin, dan klenteng Tua Pek Kong yang menjadi simbol toleransi antarumat beragama. Festival budaya dan acara tradisional rutin digelar, menambah warna khas kehidupan masyarakat Pontianak.
Pontianak bukan hanya kota biasa. Letaknya di garis khatulistiwa dan julukan “Seribu Parit” menggambarkan keunikan geografisnya yang langka. Ditambah kekayaan budaya dan sejarah, menjadikan Pontianak sebagai destinasi wisata sekaligus kota penuh pesona yang patut dijelajahi. Bagi siapa saja yang tertarik dengan keajaiban alam dan warisan budaya, Pontianak adalah kota yang menawarkan pengalaman berbeda dan tak terlupakan.
Baca Juga: Toronto 2025: Kota Multikultural yang Jadi Ikon Kemajuan Provinsi Ontario
Pemkot Balikpapan Siapkan Sistem Data Terpadu untuk Dukung IKN
Sebagai kota penyangga sekaligus pintu gerbang menuju Ibu Kota Nusantara (IKN), Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan terus mematangkan berbagai persiapan strategis. Tak hanya dalam bidang infrastruktur dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Pemkot juga berfokus pada penguatan sistem informasi sebagai salah satu elemen penting penunjang pembangunan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Balikpapan, Erriansyah Haryono, menyatakan bahwa salah satu program prioritas yang akan segera dijalankan setelah dirinya resmi dilantik pada 6 Mei 2025 adalah pengembangan sistem basis data yang terintegrasi.
“Jadi kami akan membuat database yang terintegrasi, di mana semua informasi akan berada dalam satu tempat. Seluruh joker123 gaming Organisasi Perangkat Daerah nantinya bisa mengakses data secara terpusat dan akurat,” ujar Erri sapaan akrab Erriansyah Haryono kepada sejumlah awak media.
Menurut Erri, saat ini beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memang sudah memiliki sistem data masing-masing, namun data tersebut masih terpisah-pisah dan sulit diakses lintas instansi. Kondisi ini dinilai kurang efisien dalam mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
“Nantinya, kita tidak perlu lagi berpindah-pindah mencari data ke masing-masing OPD. Semua informasi penting akan dikonsolidasikan dalam satu sistem terpadu,” tambahnya.
Lebih lanjut, Erri menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor, termasuk dengan media massa, dalam mewujudkan visi Kota Balikpapan sebagai kota modern yang siap mendukung keberadaan IKN.
“Kami sangat mengharapkan dukungan dari seluruh pihak, termasuk rekan-rekan media, untuk terus menjalin kolaborasi dan koordinasi yang baik. Tujuannya tentu agar wajah informasi Kota Balikpapan menjadi lebih baik, transparan, dan mendukung kemajuan daerah,” pungkasnya.
Langkah ini merupakan bagian dari transformasi digital yang tengah didorong Pemkot Balikpapan untuk menghadapi tantangan era baru, di mana data menjadi salah satu aset strategis dalam pembangunan kota.
Baca Juga : Suasana Nyaman Kota Purwakarta: Gema Takbiran 2025
Pembangunan Kota Nusantara di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, khususnya di Kecamatan Sepaku, diyakini akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan. Kota Nusantara yang berdekatan dengan ibu kota masa depan Indonesia diharapkan menjadi pendorong bagi perkembangan ekonomi daerah sekitarnya.
Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, menyatakan bahwa letak Balikpapan yang tidak terlalu jauh dari Kota Nusantara akan membawa dampak positif bagi kota tersebut. Salah satu dampaknya adalah pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan sebagai pintu gerbang menuju ibu kota negara baru.
“Keberadaan Kota Nusantara akan memberikan dampak positif bagi Balikpapan,” ungkap Rahmad Mas’ud. Ia menekankan bahwa keberadaan Kota Nusantara akan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama dalam mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Balikpapan.
Sejarah Ubud tour murah di bali, liburan murah di bali Bali Tours Club
Ubud begitu populer sebagai tujuan liburan dan wisata, bahkan berkembang menjadi pusat pariwisata di Bali. Hampir setiap wisatawan yang merencanakan apalagi sedang liburan di Bali, menjadikan Ubud yang berlokasi di kabupaten Gianyar ini sebagai tujuan wisata dan tour favorit pilihan mereka.
Di luar kepopuleran Ubud, tahukah anda akan sejarah Ubud yang berhubungan dengan masa tempo dulu dari jaman Bali kuno, yang berkaitan dengan jaman kerajaan, jaman penjajahan Belanda dan akhirnya berkembang menjadi salah satu pusat pariwisata di Bali sampai sekarang ini.
Tentu bagi sebagian orang yang suka akan sejarah masa lalu suatu tempat, apalagi sekarang menjadi tempat yang populer, maka sejarah Ubud cukup penting untuk diketahui.
Dalam sejarah perkembangan Ubud, kawasan ini berkembang juga menjadi pusat seni di Bali, termasuk suguhan budaya Bali yang kental.
Sehingga wisatawan yang jenuh akan hingar-bingar di kota-kota besar, maka Ubud di Gianyar ini akan memberikan pilihan berbeda untuk mereka, sebuah tempat spesial yang akan memberikan pengalaman liburan baru.
Baca Juga : Langkah Inisiatif Mitsubishi Bangun Dunia Pendidikan
Berada di sini, anda akan bisa menikmati suasana alam cantik dengan balutan budaya lokal yang kental, serta berbagai suguhan seni, seperti seni tari, musik tradisional Bali, seni ukir dan juga seni lukis, termasuk situs yang berhubungan dengan sejarah masa lalu Ubud.
Sejarah Rsi Markandeya di Ubud
Seperti catatan sejarah Bali kuno yang ditemukan pada lontar-lontar kuno, sejarah Ubud https://www.braxtonatlakenorman.com/ berkaitan juga dengan seorang tokoh Hindu yang berasal dari India, seorang maha yogi bernama Rsi Markandeya datang ke Bali pada abad ke-8.
Beliau dapat pewisik (wangsit) untuk datang ke Bali yang mana sebelum tiba di Bali, Maha Rsi berada di Jawa beliau bertapa di Gunung Dieng Jawa Tengah, kemudian ke di Gunung Rawung Jawa timur, setelah beliau mendapat pewisik, baru kemudian datang ke Bali.
Mulailah datang dengan pengikutnya ke Bali menuju lereng Gunung Agung untuk merambah hutan, dengan berbagai rintangan, sampai akhirnya ditanam 5 jenis logam (Panca Dathu) yang juga menjadi sejarah awal pembangunan Pura Besakih, yang sekarang merupakan pura terbesar di Bali.
Dalam perjalanan sejarah Rsi Markandeya di Bali, beliau memang membangun sejumlah pura, sempat juga singgah di kawasan Ubud, tepatnya di daerah Campuhan.
Sang Rsi merasakan energi spiritual yang kuat di kawasan Campuhan ini, yang mana sekarang di sini berdiri Pura Gunung Lebah yang dibelakang pura tersebut ada sebuah bukit kecil, masuk dalam kawasan suci Gunung Lebah, tempat tersebut adalah Bukit Campuhan yang sekarang menjadi objek wisata di wilayah Ubud.
Kawasan ini sampai sekarang menjadi kawasan suci dan diyakini memiliki aura spiritual yang kuat, dan menjadi salah satu pura kuno di Bali.
Rsi Markandeya mengenalkan sistem pengairan di wilayah Ubud, kontur tanah miring ini sangat ideal untuk persawahan berundak, dengan sistem pengairan yang tepat, membuat kawasan ini banyak ditemukan sawah terasering.
Sekarang sawah berundak tersebut berkembang menjadi tujuan wisata, menyuguhkan panorama cantik, seperti yang anda temukan di kawasan Tegalalang, Gianyar.
Dikembangkan sebagai wilayah pertanian, kawasan ini juga ditanami bahan-bahan untuk obat (ubad), sebagai bahan pengobatan tradisional. Ubad (obat) tersebut diperkirakan asal dari nama “Ubud” yang kita kenal sampai sekarang ini.
Sejarah Ubud pada jaman Kerajaan
Keberadaan Ubud berkaitan juga dengan sejarah runtuhnya kerajaan Majapahit, yang mana pada saat runtuhnya kerajaan tersebut di abad ke-15, para bangsawan kerajaan berbondong-bondong eksodus ke wilayah Timur yaitu ke pulau Bali.
Kerajaan Gelgel adalah tempat bagi para bangsawan kerajaan Majapahit untuk berlindung. Para bangsawan ini juga sangat mempengaruhi budaya masyarakat Bali, terutama sistem kasta yang masih cukup kental bahkan sampai saat ini.
Kemudian pada abad ke-17 mulailah banyak berdiri kerajaan di Bali, termasuk juga ke wilayah Ubud, di kawasan ini dibangun rumah para bangsawan yang dikenal dengan nama puri.
Dengan Pemerintahan Prabowo-Gibran Baru Saja Dimulai
Untuk melanjutkan pemerintahan dari mantan presiden Jokowi, Kini putusan dari mahkamah konstitusi akan menetapkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang sebagai pemenang pemilihan presiden 2024. Pasangan presiden terpilih lewat perolehan hasil pemilu 2024.
Dengan ingin membentuk Indonesia semakin maju, strategi yang akan di usung oleh kedua pasangan ini akan dibuktikan dalam masa pemerintahannya.
Usung anggota dalam pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka
Dalam misi dan visi prabowo-gibran pastinya mempunyai anggota dalam membentuk pemerintahan 2024-2029. Berikut nama-nama yang telah diusung dalam pemerintahan Prabowo dan Gibran :
* Angota DPR Golkar dari Provinsi Aceh
– Teuku Zulkarnaini (Dapil Aceh 1)
– Ilham Pangestu (Dapil Aceh 2)
– Samsul Bahri (Dapil Aceh 3)
* Angota DPR Golkar dari Provinsi Bengkulu
– Derta Rohidin
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Jambi
– Cek Endra
– Hasan Basri Agus
Baca Juga :
Tinjau Pembangunan Infrastruktur IKN Serta Kesiapan Jelang HUT RI Mendatang
Jusuf Hamka Menagih Hutang Kepada Negara
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Bangka Belitung
– Bambang Patijaya
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Kepulauan Riau
– Rizki Faisal
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Lampung
– Rycko Menoza (Dapil Lampung 1)
– Hanan A. Rozak (Dapil Lampung 2)
– Aprozi Alam (Dapil Lampung 2)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Riau
– Karmila Sari (Dapil Riau 1)
– Syamsuar (Dapil Riau 1)
– Yulisman (Dapil Riau 2)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Sumatera Barat
– Zigo Rolanda (Dapil Sumbar 1)
– Benny Utama (Dapil Sumbar 2)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Sumatera Selatan
– Yudha Novanza (Dapil Sumsel 1)
– Kahar Muzakir (Dapil Sumsel 1)
– Dewi Yustisiana (Dapil Sumsel 2)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Sumatera Utara
– Musa Rajekshah (Dapil Sumut 1)
– Meutya Hafid (Dapil Sumut 1)
– Lamhot Sinaga (Dapil Sumut 2)
– Andar Amin H. (Dapil Sumut 2)
– Trinovi Kharini (Dapil Sumut 2)
– Ahmad Doli Kurnia (Dapil Sumut 3)
– Delia P. Sitepu (Dapil Sumut 3)
– Mangihut Sinaga (Dapil Sumut 3)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Banten
– Adde Rosi (Dapil Banten 1)
– Tubagus Haerul (Dapil Banten 2)
– Andi Achmad Dara (Dapil Banten 3)
– Airin Rachmi (Dapil Banten 3)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi DKI Jakarta
– Abraham Sridjaja (Dapil DKI Jakarta 2)
– Erwin Aksa (Dapil DKI Jakarta 3)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Jawa Barat
– Atalia Praratya (Dapil Jabar 1)
– Nurul Arifin (Dapil Jabar 1)
– Ace Hasan Syadzilu (Dapil Jabar 2)
– Dadang Naser (Dapil Jabar 2)
– Budhy Setiawan (Dapil Jabar 3)
– Ilham Permana (Dapil Jabar 3)
– Dewi Asmara (Dapil Jabar 4)
– Ravinda Airlangga (Dapil Jabar 5)
– Ranny Fahd Arafiq (Dapil Jabar 6)
– Puteri Komarudin (Dapil Jabar 7)
– Dave Laksono (Dapil Jabar 8)
– Daniel Mutaqien (Dapil Jabar 8)
– Galih Kartasasmita (Dapil Jabar 9)
– Elita Budiati (Dapil Jabar 9)
– Agun Gunandjar (Dapil Jabar 10)
– Ferdiansyah (Dapil Jabar 11)
– Ade Ginanjar (Dapil Jabar 11)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi D. I. Yogyakarta
– Gandung Pardiman
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Jawa Tengah
– Firnando (Dapil Jateng 1)
– Nusron Wahid (Dapil Jateng 2)
– Jamaludin Malik (Dapil Jateng 2)
– Firman Soebagyo (Dapil Jateng 3)
– Juliyatmono (Dapil Jateng 4)
– Singguh (Dapil Jateng 5)
– Panggah Susanto (Dapil Jateng 6)
– Bambang Soesatyo (Dapil Jateng 7)
– Teti Rohatiningsih (Dapil Jateng 8)
– Agung Widyantoro (Dapil Jateng 9)
– Doni Akbar (Dapil Jateng 10)
– Ashraff Abu (Dapil Jateng 10)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Jawa Timur
– Adies Kadir (Dapil Jatim 1)
– M. Misbakhun (Dapil Jatim 2)
– Zulfikar Arse (Dapil Jatim 3)
– Nur Purnamasidi (Dapil Jatim 4)
– Ahmad Irawan (Dapil Jatim 5)
– Heru Tjahjono (Dapil Jatim 6)
– M. Sarmuji (Dapil Jatim 6)
– Ali Mufthi (Dapil Jatim 7)
– Yahya Zaini (Dapil Jatim 8)
– Eko Wahyudi (Dapil Jatim 9)
– Haeny Rini (Dapil Jatim 9)
– Ahmad Labib (Dapil Jatim 10)
– Eric Hermawan (Dapil Jatim 11)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Gorontalo
– Rusli Habibe
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Kalimantan Barat
– Maman Abdurrahman (Dapil Kalbar 1)
– Asia Sidot (Dapil Kalbar 2)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Kalimantan Selatan
– Bambang Heri (Dapil Kalsel 1)
– Sandi F. Noor (Dapil Kalsel 1)
– Hasnuryadi (Dapil Kalsel 2)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Kalimantan Tengah
– Mukhtarudin
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Kalimantan Timur
– Rudy Mas’ud
– Hetifah Sjaifudian
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Sulawesi Selatan
– Hamka B. Kady (Dapil Sulawesi Selatan 1)
– Nurdin Halid (Dapil Sulawesi Selatan 2)
– Taufan Pawe (Dapil Sulawesi Selatan 2)
– Muhammad Fauzi (Dapil Sulawesi Selatan 3)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Sulawesi Tengah
– Beniyanto
– Muhidin M. Said
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Sulawesi Tenggara
– Ridwan Bae
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Sulawesi Utara
– Christiany Paruntu
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Bali
– Sumarjaya Linggih
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Maluku Utara
– Alien Mus
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Nusa Tenggara Barat
– Sari Yuliati
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Nusa Tenggara Timur
– Melchias Mekeng (Dapil NTT 1)
– Melkiades Laka Lena (Dapil NTT 2)
– Gavriel Novanto (Dapil NTT 2)
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Papua Barat
– Alfons Manibui
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Papua Barat Daya
– Robert Kardinal
* Anggota DPR Golkar dari Provinsi Papua Tengah
– Soedeson Tandra.