Rapat paripurna dewan perwakilan daerah atau DPD RI ke 12 pada masa sidang kelima sempat diwarnai kericuhan. Para senator menuntut adanya transparansi dalam pembentukan tata tertib DPD RI yang salah satunya membahas mekanisme pimpinan DPD RI mendatang.
Berlangsung Ricuh
Agenda rapat yang digelar di gedung DPD RI di kawasan Senayan Jakarta Pusat pada Jumat sore 12 Juli 2024 banyak dihujani interupsi oleh anggota DPD RI sejak awal berlangsungnya rapat paripurna. Kericuhan bermula saat pimpinan DPD RI akan melaporkan hasil kerjanya, namun banyak anggota DPD RI yang saling bersahutan untuk memberikan interupsi.
Baca Juga : Polemik Mahalnya Uang Kuliah Tunggal
Awalnya salah seroang senator asal Papua Barat bernama Filep Wamahma rapat paripurna dpd ricuh sempat memprotes pimpinan rapat paripurna karean interupsinya tidak diindahkan oleh ketua DPD RI Lanyala Matality. Kericuhan pun tidak terhindarkan, situasi tidak kondusif hingga sebagian senator DPD maju kedepan mimbar dan memprotes sikap pimpinan sidang.
Penyebab Terjadinya Kericuhan
Sejumlah anggota DPD RI juga menghampiri meja pimpinan rapat paripurna hingga mencoba merebut mikrofon yang ada di hadapan ketua DPD RI. Diduga kericuhan ini terjadi karena persoalan pembahasan pengesahan tata tertib atau tatib DPD RI terbaru. Sejumlah senator tak setuju jika tatib terbaru DPD RI disetujui begitu saja.
Mereka menilai tatib DPD RI sangat berhubungan dengan kepemimpinan DPD RI kedepan yang dinilai ada unsur kepentingan. Mereka menyebut pembahasan tatib DPD RI seharusnya melalui panitia khusus atau pansus bukan langsung tim kerja yang pada akhirnya ingin langsung disahkan pada rapat paripurna kali ini.
Para senator ini menuntut adanya transparansi pembahasan tatib DPD RI oleh tim kerja. Sebagian senator juga mempermasalahkan beberapa pasal krusial di tatib terbaru diantaranya soal pemilihan pimpinan DRD RI yang seharusnya dilakukan secara langsung, umum, bebas dan rahasia.
Usai Ricuh Dan Akhir Sidang
Usai ricuh rapat paripurna DPD RI ke-12 masa sidang kelima dilanjutkan dalam suasana yang lebih kondusif. Satu persatu anggota DPD RI menyampaikan pandangannya yang isinya untuk tidak terburu-buru mengesahkan tatib.
Baca Juga : Ini Alasan Mengapa Iphone Bisa Sangat Mahal
Kesimpulan rapat pun memutuskan agar tatbi DPD RI terbaru diharmonisasikan terlebih dahulu, hingga dapat dibawa pada agenda rapat paripurna selanjutnya. Pada akhir rapat ketua DPD RI Lanyala Mataliti juga menyampaikan permintaan maafnya terkait pernyataan dirinya yang dinilai menyinggung senator lain yakni senator Papua Barat.
Yorrys Raweyai
Ini persoalan mendasar karena pimpinan membentuk tim kerja yang bertentangan dengan tata tertib dan ini permasalahan disitu. Kemudian tidak secara transparan pimpinan itu menyampaikan ada mekanisme dalam pembahasan undang-undang perlu harmonisasi dan sinkronisasi. Sementara Panmus sudah melakukan hal tersebut dan tim kerja tidak ada tapi sudah diberangkatkan pada acara ini hari. Jadi dalam setiap paripurna itu sebelumnya akan ada rapat Panmus.